KONSULTASI HUB.mbahkahono@gmail.com

PESUGIHAN DAN TATA CARA RITUAL

Pertama tama ane mohon maaf kalo terpaksa cerita tentang berbagai pengalaman ane seputar pesugihan dari yang tidak beresiko hingga yang beresiko paling fatal bagi orang yang menjalankannya dikarenakan TS
ingin membantu sesama yang sedang mengalami kesusahan dan sangat memerlukan bantuan untuk memperoleh modal khususnya bagi pengusaha yang sedang mengalami masa resesi yang berkepanjangan.DAN mereka yang sedang dalam kesulitan keuangan
Pesugihan ini kebanyakan berasal dari tanah jawa dan sudah turun temurun diwariskan kepada generasi sekarang, sudah banyak yang berhasil termasuk seorang syekh yang sangat populer kontroversial karena melanggar undang undang perkimpoian juga pernah menggunakan salah satu pesugihan yang ane jelaskan di bawah ini.:
Mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar resikonya :

Uang PP ( Pulang pergi )
Uang pinjaman dari bank ghoib berupa mata uang rupiah pecahan 100ribu yang digunakan untuk belanja, tujuannya untuk memperoleh uang kembalian dan hanya bisa digunaka sampai kita mendapatkan uang kembalian senilai total 2miliar rupiah, bisa digunakan dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore
setiap hari. Uang PP itu harus dikembalikan kepada bank ghoib pada saat kita telah mendapatkan uang 2 miliar dari hasil kembalian selama kita belanja. Jadi yang dikembalikan yah hanya uang ghoib yang 100ribu aja, lainnya dah syah milik kita, tidak ada tumbal gan, karena uang yang kita
dapatkan adalah 100% uang dari hasil penarikan dana orang2 kaya yang tidak mau berzakat.

Uang PP ada 2 jenis, besar dan kecil, kalo besar maharnya 50juta bisa mendapatkan hasil 2Miliar, bisa dipakai dalam jam 7 pagi sampai jam 4 sore, setelah hasil 2miliar kita dapatkan maka uang ghoib yang 100ribu tadi HARUS DIKEMBALIKAN kalo tidak bakal dapat kesusahan.

Uang PP yang kecil yaitu mahar 13juta, hasilnya sekali belanja hanya bisa untuk 30X belanja dalam sehari. Hanya bisa digunakan dalam 1 bulan. Setelah 1 bulan uang PP bisa balik sendiri ke bank ghoib tanpa kita repot2 balikin. Uang PP jenis ini biasanya untuk yang bermodal kecil tapi yang jelas hasilnya luar biasa.

Uang MT ( uang meteng )

Salah satu metode pesugihan yang menumbalkan janin dan bapak si janin, biasanya yang dikorbankan adalah anak dari hasil hubungan gelap dan juga si pelaku yang menghamili gadis dan tidak mau bertanggung jawab. Dengan bantuan penunggu alam ghoib, mengorbankan nyawa si jabang bayi
dan bapak yang tidak bertanggung jawab. Hasil dari ritual ini adalah mendapatkan bantuan dari bank ghoib sebesar minimal 1 Miliar rupiah hingga 10 Miliar rupiah, cara dan syarat dapat ditanyakan langsung
Kalo ada neh korban perkosaan, cewe hamil yang cowo tidak mau tanggung jawab daripada digugurkan secara sia sia, lebih baik dicarikan jalan keluar melalui ritual ini, modal ane siap bantu tapi ane cuma minta
kompensasi aja. Keterangan lebih lanjut bisa

Uang JM ( jual musuh )

Metode ini biasanya dipakai hanya untuk orang orang yang merasa dilecehkan dan disakiti hatinya oleh orang lain yang kita anggap musuh. Kita mengorbankan musuh kita kepada bank ghoib untuk sejumlah dana, musuh yang kita korbankan haruslah benar benar musuh yang sekiranya sudah tidak termaafkan lagi, jangan sampai kita menyesal setelah ritual selesai sudah tidak bisa dibatalkan. Biasanya nilai minimal 1Miliar

Uang Jual Bojo

Bagi para istri yang punya suami suka menyeleweng, menyengsarakan istri dan anak, tidak bertanggung jawab pada keluarga maka bagi para istri bisa menjual suaminya ke bank ghoib dengan nilai sebesar 1,5Miliar hingga 4Miliar.

Uang Pinjaman (Utang Ghoib)

Kita memperoleh pinjaman dari bank ghoib dengan jaminan orang yang kita sayangi, biasanya anak kita. Hanya akan ada kejadian apabila kita tidak mampu mengembalikan pinjaman setelah waktu yang ditetapkan bersama selesaai. Biasanya minimal pinjaman itu besarnya 1,5Miliar

Buto Ijo

(pesugihan untuk usaha)kan membuat perjanjian dengan buto ijo dengan imbalan jasa yang diminta adalah mereka harus menyediakan kamar khusus untuk ritual dan juga tidak boleh diganggau oleh siapapun. Mereka bisa membuat perjanjian dengan khodam buto ijo kapan deadline pinjaman dari buto ijo dan juga buto ijo harus diberi makan manusia setiap tahun. Biasanya kita harus mencarikan tumbal setiap tahun sekali dan apabila kita gagal maka kita ato keluarga kita yang akan menjadi santapan buto ijo. Penghasilan dari buto ijo untuk kita adalah 1,5Miliar tiap tahun sampe 7 turunan apabila keturunan kita juga bisa ngerawat.
Buto ijo itu jorok sekali karena kamar tempat tinggalnya tidak boleh dibersihkan, apabila rusak parahpun tidak boleh direhab, jika anda melanggar maka nyawa keluarga yang menjadi taruhannya. Sangat berbahaya dan tidak dianjurkan.

Jaran Penoleh

Ilmu pesugihan yang aman karena tidak perlu disediakan tumbal oleh majikan dan tidak perlu menyediakan ruangan khusus bagi kita. Kita harus membuka usaha angkutan umum bis, dan diberi gambar kuda. Untuk tumbalnya jaran penoleh ini akan mencari sendiri di jalan dengan cara kecelakaan lalu lintas.
HAsilnya setiap tahun kita dapat bantuan sebesar 1,5Miliar setelah ada kecelakaan.

Bulus Putih

Ini satu satunya pesugihan yang tidak pake tumbal tumbalan, tapi istri kita di bagian PIPI akan ada tanda khusus berwarna putih seperti PANU, kita dapat uang tiap tahun sebesar 1,6 Miliar.

Manuk Dadali Putih

Ini sejenis dengan Jaran Penoleh namun biasanya di body bus berciri gambar burung. Semua pesugihan yang tersebut di atas kecuali uang PP membutuhkan mahar minyak dan sebagian daerah juga ada yang minta tebusan kerbau 2 ekor ato kambing putih yang bagian perutnya ada gelang warna hitam melingkar
sebagai persembahan.

Warning Tulisan ini bersifat informasi saja Dan Tidak ada maksud untuk mejerumuskan Seseorang atau Memfitnah Seseorang.

BIAYA ( GANTI ALAT RITUAL) RATA – RATA ANTARA 10JT SAMPAI 20 JT TIDAK HASIL TIDAK BAYAR ( GRATIS )

Kaya Setelah Berkali-kali Di Tipu


Pesugihan , satu kalimat yang dulu pernah aku dambakan yaitu kaya dari sesuatu yang tidak mungkin. ternyata itu ada dan bisa dibuktikan dialam yang serba canggih ini.

setahun yang lalu aku mencari yang namanya pesugihan itu mulai dari juana,jogja ,malang, bahkan sampai kegunung kawi,semua sudah pernah aku jalani ,dasar aku ini ingin cepat kaya semua saran orang aku turuti mulai dari dukun,juru kunci sampai maaf yang mengaku haji bahkan habib,bahkan aku juga pernah ditipu disebuah rumah kyai di pasuruhan.tidak hanya juru kunci,dukun yang suka menipu .tidak bisa apa – apa ngaku nya utusa kanjeng ratu kidul itu banyak sekali,tapi untunglah nasibku ini aku ketemu seorang yang masih muda yang juga pernah menjalani pesugihan dan aku pun diajak kesana dan bisa langsung diketemukamn dengan orang yang bisa mengantar ke pesugihan tersebut,dan sampai saat ini aku masih menikmati harta dunia mungkin besuk atau lusa kalo aku mati akan dijadikan budak mereka,tapi semua itu sudah aku niatkan .hanya aku dan alam gaib yang tau apa yang jadi jaminan harta duniaku.kalo anda berminat cari pesugihan carilah orang yang pernah mengalami atau setidaknya pernah tau soal bukti pesugihan itu ,jangan cari,Dukun.Juru kunci ,Atau penipu yang berkedok kyai.

PESUGIHAN DI PEKALONGAN


Bila sedang jatuh pailit, kemudian dililit banyak utang, bisa membuat seseorang gelap mata. Apalagi bila iman sedang goyah. Agar tidak jatuh lebih lagi, lalu mencari jalan pintas untuk memecahkan persoalan.

Ada beberapa cara untuk itu. Kalau takut masuk bui karena tertangkap korupsi, ngecu, maling dan merampok, bisa mencari cara yang lebih aman. Misal dengan mencari pesugihan. Tapi cepat kaya dengan pesugihan, juga tak bisa dibilang aman. Kadang akibatnya malah lebih mengerikan! Sebab kebanyakan, harus meminta tumbal nyawa segala. Kalau ada yang tidak memakai tumbal, laku prihatin-nya juga tidak enteng. Puasanya melebihi orang bertapa. Begitulah yang sering terdengar di bursa pesugihan.

PULAU Jawa, terdapat banyak tempat pemberi pesugihan. Makam keramat, gua angker, pohon wingit, sendang ajaib, misalnya, sering dianggap jadi ‘pemberi’ harta. Masing-masing tempat, punya ‘cara’ dan syarat rata-rata hampir sama. Pandansigegek tak jauh dari Parangkusuma Jogyakarta, kondang jadi tempat cari pesugihan. Sejak zaman dulu, tempat itu dipercaya sebagai gudang tuyul pesugihan. Bisa dipungut salah satu, tapi dengan syarat tertentu.

Dusun Dlepih Kahyangan, Tirtomoyo, Wonogiri, ada semacam petilasan dari Panembahan Senopati yang juga jadi tumpuan para pencari pesugihan. Petilasan itu hingga kini dibanjiri peziarah dari berbagai daerah. Begitu pula Pantai Slamaran, Pekalongan dan Pemandian Kera Mendit, Malang Jawa Timur.

Tapi tempat mencari pesugihan yang paling kondang di Indonesia adalah Gunung Kawi! Begitu populernya tempat ngalab berkah ini, maka peziarahnya datang dari seantero Nusantara.

Ada ilmu pesugihan yang dikenal dengan ‘babi ngepet’. Di Jawa Timur, biasa disebut ‘celeng kresek’. Untuk menggasak harta tetangga, si pelaku minta bantuan celeng jadi-jadian. Biasa beroperasi siang malam. Tapi risikonya juga berat. Kalau tertangkap penduduk bisa digebuki hingga tewas. Si pemilik juga ikut-ikutan njedhut.

Ada cerita menarik tentang pesugihan ‘celeng kresek’ dialami warga Jawa Timur. Pak Sarno (sebut saja begitu), semula hidup sederhana bersama keluarga. Beberapa lama, dia jarang kelihatan berada di tengah masyarakat.

Tanpa diawali cerita ini-itu, Pak Sarno lalu membuka usaha warung soto. Dalam tempo relatif singkat, sotonya laris. Warung jadi gede dan tambah laris manis. Tapi Pak Sarno tetap jarang bergaul di tengah masyarakat.

Lalu muncul rumor negatif tentang kehidupannya. Isu paling santer, Pak Sarno cepat kaya karena memelihara pesugihan ‘celeng kresek’. Kalau semula hanya satu dua yang percaya, lalu berubah makin banyak. Untuk meyakini rumor itu, beberapa orang bertanya kepada salah satu ‘orang pintar’ yang juga warga setempat. Setelah diterawang dengan ‘mata batin’, dukun itu pun mengiyakan. Terang saja warga lalu waspada.

Suatu kali ada warga memergoki ada ‘celeng’ masuk desa. Kemudian, bukan sekali dua kejadian itu. Eh, malah ada yang mengatakan, ‘celeng’-nya selalu menghilang di rumah Pak Sarno. Nahas pun menimpa. ‘Celeng kresek’ itu bisa ditangkap ramai-ramai. Terang saja langsung dicacah-cacah. Bahkan dibakar pula. Menariknya, bersamaan dengan itu, Pak Sarno kelimpungan di rumah dan mati tak lama kemudian. Tubuhnya pun hangus.

Setelah dirunut lebih jauh, Pak Sarno ditengarai mencari pesugihan di daerah Watudodol. Terletak di kawasan hutan lindung antara Banyuwangi dengan Situbondo Jawa Timur. Siapa saja bisa mendapat pesugihan ‘celeng kresek’ di situ. Tapi harus kuat puasa ngebleng selama tiga hari di Watudodol.

Sesajinya berupa kembang telon, minyak wangi dan secawan darah ayam cemani. Kemudian ditaruh di bawah sebuah pohon paling besar terdapat di situ.

Setelah dibacakan mantera panggilan. Ada orang yang bisa membantu baca mantera di sekitar itu. Kalau doanya terkabul, celeng gaib itu akan muncul. Setelah berlangsung ‘dialog’ apa yang dikehendaki, ambillah air liurnya.

Di rumah, air liur dibasuhkan pada anak belum mencapai akhil baliq. Anak siapa pun bisa. Tak lama, anak itu akan meninggal sebagai lebon (tumbal).

Kalau hal itu tak terpenuhi, maka yang bersangkutan sendiri yang mati. Tapi bila sudah ada lebon, ‘celeng kresek’ akan membantu mencari uang. Setiap 35 hari sekali, ‘celeng kresek’ harus diberi sesaji darah ayam cemani.

CARA PESUGIHAN (Tidak hasil tidak bayar )

uang gaib itu ada

HASIL DARI BANK GAIB

Bila Anda ingin cepat kaya tanpa tumbal dan resiko tidak mengambil harta anak cucu dan keluarga. (Dari pengalaman yang ada) Anda tidak perlu melakukan ritual khusus yang membutuhkan waktu cukup lama. Bertapa dan puasa, hanya membuang-buang waktu saja. Bila yang Anda dapatkan hanya rasa lapar, capek dan akhirnya rasa kecewa, karena tidak mendapatkan sesuatu di tempat itu.ini dad tempat sekaligus mahar yang harus disiapkan.DIBAYAR SETELAH RITUAL SELESAI DAN UANG CAIR

Di sini Anda bisa meminta pesugihan tanpa tumbal dan resiko. Karena sudah ada perjanjian dari alam ghoib, bagaimana bisa membuat orang itu menjadi kaya . Tumbal nyawa bisa diganti dengan sesaji/ uborampe.

Ada beberapa tempat yang dianggap bisa untuk pesugihan.
Pesugihan dari PEKALONGAN.Tumbal Musuh Mahar : Rp. 15.000.000, -.
Pesugihan Nikah Ghaib. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Uang Balik. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Jual Beli Uang Ghaib Mahar: Rp.32.500.000, -.
Mahar BANK GAIB LSG CAIR: Rp. 25.500.000, -.

Sekali lagi Anda akan menjadi orang yang mudah dan lancar mencari rejeki, merubah kehidupan Anda menjadi orang sukses juga kaya.dijamin berhasil TIDAK BERHASIL TIDAK MEMBAYAR SEPESERPUN.

Jasa Pesugihan


Fenomena pesugihan di kalangan pedagang bukan hal asing bagi masyarakat. Pasalnya, maju tidaknya usaha yang digeluti seseorang tergantung dari daya tarik terhadap pelanggannya. Upaya itu bisa dilakukan dengan memberikan harga murah, pelayanan yang baik, serta daya tarik secara alamiah. Yakni dengan melakukan ritual tertentu yang bertujuan untuk memperlancar usahanya

Hanya saja, upaya ditempuh oleh pedagang sangat disayangkan jika menggunakan pesugihan yang tidak dibenarkan oleh agama maupun norma sosial. Diantaranya dengan mendatangkan pesugihan terkait ilmu hitam yang bertujuan untuk menyedot harta kekayaan tanpa diketahui asal-usulnya. Ujung-ujungnya harus ada tumbal yang diserahkan pada prewengan yang telah memberinya kekayaan. Sudah jelas model demikian tidak dibenarkan.
Namun, diantara pedagang Pasar Klewer lebih banyak menggunakan sarana untuk memperlancar usaha dengan mengamalkan doa dan amalan yang diberikan oleh para spiritualis. Cara demikian banyak diminati karena ilmu yang digunakan sudah jelas tidak bertentangan dengan agama, berikut tidak harus mengorbankan tumbal tertentu. Cukup dengan mengamalkan doa tertentu sambil menebar karomah dari pegangan yang diberikan oleh spiritualis tersebut.

Hal itu dibenarkan oleh spiritualis asal semarang Ki Widodo. Menurutnya, bukan hanya pedagang pasar Klewer yang menggunakan jasa spiritual, pedagang di tempat lain juga pada menggunakan. Kedatangan mereka ingin mendapatkan pesugihan, namun pesugihan yang sesuai syareat agama, yakni pesugihan putih. Kalangan pedagang biasa mengenalnya dengan sebutan pelarisan. Kalau jenis pesugihan ini banyak yang menggunakan. Pelarisan tidak harus meminta tumbal atau laku yang menjurus pada ajaran sesat. Amalan lakunya cukup dengan membaca doa dengan bekal pegangan,” ujar Ki Suseno ditemui misterionline,di tempat praktiknya

ALAMAT :

Gajian permai blok A10.no 15. Bpk sarpin

mahar pesugihan ini adalah 12.255.000 anda terima jadi saja,kami yang ritualkan kalau gagal uang langsung diganti ditempat dan anda cukup menunggu tidak perlu ritual.hasil langsung dan tidak menunggu.terbukti.

Jenis pelarisan lain, lanjutnya, beda dengan pesugihan yang harus dijalani dengan laku yang melanggar syareat agama. Seperti bersekutu dengan makhluk halus, seperti pesugihan Bulus Jimbung, Klaten, atau melakukan hubungan intim dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya, seperti yang terjadi di gunung Kemukus, Sragen.
Apa yang mereka minta tetap kita tujukan pada Allah SWT, karena itu niat hati harus tulus suci berikut dengan amalan yang dijalani. Kalau model yang bersekutu dengan makhluk halus yang meminta tumbal tentu dilarang agama,jelas spiritualis asal semarang ini.
Lakupesugihan sendiri, lanjut Ki Widodo cukup mudah. Biasanya pasien yang meminta bantuan padanya, pertama yang dilakukan adalah membuka pintu rezeki yang ada di tubuh orang tersebut. Dengan ritual ini anasir dalam tubuhnya dinetralisir untuk diisi kekuatan positif yang akan membawa keberkahan. Selanjutnya memberikan sarana dan bacaan doa yang menjadi amalannya.

Doa yang kami berikan semakin sering dibaca semakin lancar usaha yang dijalani, namun bila tidak dibaca pun tidak apa-apa. Pada dasarnya pesugihan maupun pembukaan pintu rezeki (jalbullrizqi) sudah mewakili kekuatan mendatangkan rezeki yang diharapkan, jelasnya.
Dasar jenis pesugihan putih yang diamalkan Ki Widodo pada pasiennya adalah bagian dari ilmu pesugihan dan tujuan saya untuk mengamalkan dan membantu orang yang mengalami kesulitan dalam usahanya. Alhamdulillah niat tulus mereka terkabulkan. Usaha mereka menjadi lancar dan pesugihan itu akan berlaku secara permanen menaungi usaha yang digeluti,tambahnya.

Selain itu, bagi pedagang yang khawatir usahanya akan dimatikan oleh pedagang lain saingannya, Ki Widodo biasanya membantunya dengan membuatkan pagar gaib di sekitar tempat usaha dan rumahnya. Tujuannya agar tempat usahanya tidak diganggu oleh prewangan milik saingannya juga kehidupan keluarganya tidak diusik. Selain itu, menyarankan agar mamasang bawang lanang (bawang yang hanya tumbuh satu siung), tebu ireng dan merang ketan hitam. Semua piranti itu dikemas dalam bungkusan lalu disimpan di tempat usahanya.
Bagi yang biasa menggunakan pesugihan yang bertujuan mematikan usaha lawan bisnisnya, atau untuk menyedot kekayaan pelanggannya, Ki Widodo menyebut orang itu menggunakan Aji Cokro Rawuk. Tujuan memiliki ajian ini untuk menghancurkan usaha lawan bisnisnya.
Kinerja ajian ini biasanya membuat seseorang yang ingin membeli di toko si A tidak jadi, selanjutnya ingin membeli di toko si B yang memiliki dan menebar ijian tersebut di tempat usahanya. Macam pesugihan memang banyak. Tinggal bagaimana cara dan tujuan orang tersebut untuk memilikinya. Sekarang tinggal kekuatan iman dan taqwa kita yang akan mengendalikan. Mau dengan cara melakukan amalan yang sesuai syareat agama, atau dengan cara instan yang tentu ada tata cara tertentu dengan melibatkan bangsa gaib, tandasnya.

TEMPAT-TEMPAT PESUGIHAN


Disuatu tempatnya berada ditepi pantai selatan yang lebih dikenal dengan nama PK ini, ternyata juga sering digunakan ritual oleh orang yang bermadsud mencari pesugihan secara tunai. Namun ditempat ini, ada dua macam pesugihan yang sering diburu orang yakni pesugihan Blorong dan Ratu Kidul. Ternyata juru kunci spesialis pesugihan ini, rumahnya justru jauh dari tempat dimana biasa dilakukana ritual. Karena rumah orang yang biasa dipangil Eyang D ini, ternyata masuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Menurut Eyang D, memang benar dirinya mampu menjembatani orang yang mencari pesugihan secara tunai yakni minta kepada Nyi Blorong atau Ratu Kidul. Namun untuk minta kepada Blorong, syaratanya harus dengan tumbal nyawa. Syarat lain, orang yang akana ditumbalkan harus sempurna fisiknya, tidak boleh cacat. Karena, kalau minta kepada Nyi Blorong, minimal cair Rp 2 milyar.

Sedangkan jika minta kepada Ratu Kidul, tidak perlu tumbal nyawa. Pasalnya, walau sama-sama sosok lelembut seperti halnya Blorong, Ratu Kidul lebih bersifat welas asih. Tapi, jika minta kepada Ratu kidul, selama ini angka nominal tertinggi yang didapat pelaku pencari pesugihan, “hanya” Rp 1,2 milyar.

Lalu bagaimana dengan sesaji ritualnya? Ternyata mulai kembang plus minyak khusus, semua yang menyediakan Eyang D. Sedangkan pelaku cukup menyediakan uang Rp 6 juta untuk pesugihan blorong, serta Rp 4 juta untuk pesugihan Ratu Kidul. Ada yang terhimpit ekonomi dan mau coba? Lebih jelasnya hubungi kami bisa kasih tau detailnya.

NASABAH BANK GAIB DEWI LANJAR

Pantai Slamaran, tepatnya di disebelah timur Pantai Pasir Kencana hanya dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), merupakan tujuan wisata lokal yang air laut serta pasirnya bersih. Karena itu tidak heran jika di hari-hari libur banyak pelancong yang datang untuk sekedar menikmati keindahan alam, kesejukan angin dan air lautnya yang jernih. Namun, dibalik keindahan tempat ini tersimpan sebuah misteri berupa keraton siluman jagad lelembut penguasa pantai utara yang sering di datangi orang untuk tujuan mencari kekayaan kesuksesan duniawi dengan jalan pintas pada hari-hari atau pasaran tertentu.
Di sana, mereka di sediakan rumah persewaan berupa gubuk reot dengan sebuah bilik dari bambu tanpa kamar milik kuncen (juru kunci) untuk tempat pembimbingan tentang persyaratan dan tata cara ritual.
Untuk berinteraksi dengan Dewi Lanjar tidaklah sulit. Asalkan semua persyaratan sudah terpenuhi, hanya dengan membaca surat Al-ikhlash 41 kali sebagai mahar, lalu tidur malang di pintu, dengan keyakinan penuh pada tengah malam akan didatangi Nyi Lanjar untuk memberikan pinjaman dana gaibnya Dewi Lanjar.

Setelah perjanjian “maut” disepakati, peziarah akan memperoleh kekayaan “semu” dari hasil ritual “pesugihan” penggandaan uang yang bernama pesugihan Dewi Lanjar Kembar Sewu dengan taruhan mengorbankan nyawanya sendiri atau anggota keluarganya.

Biasanya orang yang sudah habis masa jatuh temponya, pada pintu rumahnya secara misterius akan muncul tanda silang (X) yang di barengi dengan adanya suara lolongan anjing liar dan burung gagak yang terbang diatas rumahnya. Di daerah Banjarnegara, Batang, Pekalongan hingga Tegal, sudah banyak orang yang memergoki fenomena aneh tersebut. Yaitu selalu muncul sebuah kereta kuda dengan dua pengawal berpakaian ningrat khas jawa berhenti dan turun memasuki rumah yang bertanda silang. Esok paginya salah satu penghuni dari rumah tersebut sudah kedapatan mati secara tidak wajar (tanpa sakit atau secara mendadak)

Konon, menurut penuturan orang-orang yang pernah “di ajak” ke alam atau keraton Dewi Lanjar untuk sengaja di perlihatkan situasi alamnya, apabila perjanjian sudah habis masa waktunya, jiwanya akan di ambil oleh pengawal nyi Lanjar untuk dijadikan budak siluman. Di sana, orang-orang semacam ini di paksa mengabdi, ada yang dijadikan bantalan jalan, jembatan atau di siksa hingga merintih-rintih minta pertolongan sampai waktu yang tidak di tentukan (mungkin hingga hari kiamat).hanya demi uang semata

Ironis sekali, orang-orang semacam ini telah tertipu oleh janji-janji manis yang berujung sesat dari bangsa jin Mereka telah dijebak untuk masuk kelingkarannya, yang kemudian percaya dan mengabdi kepada bangsa jin. RAHASIA KAMI SIMPAN tidak kami publikasikan

Ngalap berkah di Pantai Parangkusumo


Pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri.

Menurut Surakso Sudarmo (50) sebagai salah satu juru kunci Cepuri, batu karang tersebut dulunya sebagai petilasan Panembahan Senopati dan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul penguasa laut selatan. Cepuri merupakan tempat yang penting untuk acara yang bersifat adat dan spiritual contohnya acara labuhan. Benda yang mau dilabuh harus dimasukan ke Cepuri dan didoakan oleh para juru kunci sebelum benda tersebut di buang kelaut.

Para pengunjung tidak boleh seenaknya keluar masuk wilayah petilasan Panembahan Senopati ini. Mereka diharuskan melepas alas kakinya sebelum memasuki wilayah Cepuri dan tidak boleh berisik. Para pengunjung sebagian besar peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai niat, ada yang ingin cepat dapat jodoh, ingin kaya, tambah wibawa dan sebagainya. “ Tapi perlu saya garis bawahi tempat ini bukan sebagai tempat pemujaan. Biasanya sebelum mereka melakukan ‘lelaku’ dan berdoa, saya selalu menghimbau bahwa Cepuri ini hanyalah tempat dan sarana untuk berdoa. Dan para pengunjung meminta sesuatu bukan pada batu ini tetapi dengan Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Surakso Kardiyo (59) salah satu Juru Kunci Cepuri kepada Bantulbiz.com.

Tempat yang dibuka setiap hari dan paling ramai pengunjungnya pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon ini masih menyimpan banyak misteri. Seperti dituturkan oleh pemimpin juru kunci Cepuri, banyak para peziarah mengalami kesurupan. Sebagian besar dikarenakan mereka melanggar aturan dan mempunyai niat-niat yang jelek. “ Ini membuktikan kebesaran Tuhan dan sebagai isyarat untuk manusia agar tidak sombong serta tidak bersifat ‘adigang, adigung, adiguna’ terhadap seluruh ciptaan Tuhan,” nasehat Surakso Tarwono sebagai pemimpin juru kunci Cepuri.

Nyai Roro Kidul ( Ratu Pantai Selatan )


NYI RORO KIDUL Siapa Nyi Roro Kidul itu sebenarnya. Latar belakang keberadaannya dan kenapa Ratu Kidul dianggap sebagai pendamping Raja-Raja Jawa adalah misteri yang belum pernah diungkap oleh siapapun juga, kini coba diungkap dalam cerita ini.

Nyi Roro Kidul atau tepatnya Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh siluman untuk makhluk halus yang baik yang sangat ingin membantu manusia dalam segala macam kesulitan. Kanjeng Ratu Kidul dalam sinetron ini ditulis berdasar kepercayaan Jawa yang mempercayai bahwa Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, Bidadari dari Khayangan yang pernah menjadi istri Jaka Tarub dan punya anak, yang kelak dari keturunan Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub ini, akan melahirkan Raja-Raja Jawa.

Dewi Nawang Wulan yang setelah pulang kembali ke Khayangan dan ternyata kurang diterima baik di Khayangan kembali turun ke dunia dan bertapa di Laut Kidul. Karena tapanya ini membuat laut bergolak, membuat Raja Penguasa Laut Kidul Panguoso Sagoro menjadi marah. Dan akhirnya dalam sebuah perang yang sebenarnya perang kecerdikan dan argumentasi, Dewi Nawang Wulan menang. Maka dinobatkanlah Dewi Nawang Wulan menjadi Ratu Laut Kidul, bergelar Kanjeng Ratu Kidul.

Sejak Sang Ratu berkuasa maka sejak itu pulalah Kanjeng Kidul membantu manusia. Dan dalam sinetron ini seakan digambarkan bahwa saat inilah saat awal dimana Ratu Kidul berkarya untuk manusia. Peristiwa ini terjadi di zaman Panembahan Senopati, zaman dimana Seorang Raja sangat membutuhkan bantuan moral dan spiritual dan sebuah kekuatan yang hanya ada di alam gaib. Kisah Nyi Roro Kidul dalam sinetron ini adalah kisah tentang ambisi atau keinginan Ratu Kidul untuk ikut membina calon-calon Raja Jawa.

Kanjeng Ratu Kidul sangat kaget dan sangat tidak tega ketika mengetahui bahwa Bayi Ayu Sekarsari istri Tumenggung Cokronanggolo yang masih di dalam perut dikutuk oleh Ni Wingit mertua sang Tumenggung sendiri.
Kutuk Ni Wingit terjadi karena Ni Wingit sangat sakit hati kepada Sang Tumenggung yang ia anggap tidak menepati janji. Tidak menjadikan Tantri anak gadisnya menjadi Permaisuri Tumenggung, tetapi Sang Tumenggung justru mengangkat Ayu Sekarsari lahir dan menjadi dewasa, Bayi itu akan membunuh Ramanda-nya sendiri, akan mengawini Ibunda-nya sendiri dan akan merentang malapetaka yang tidak ada habis-habisnya buat keluarga Sang Tumenggung.

Kutuk menakutkan ini membuat Tumenggung Cokronanggolo dan Sang Permaisuri Ayu Sekarsari jadi membuat sebuah keputusan yang kejam. Sang Tumenggung memutuskan untuk membuang dan membunuh bayi itu begitu si jabang bayi lahir. Dan begitulah sesuai dengan kesepakatan, begitu bayi lahir, bayi langsung dibuang dan harus dibunuh. Dukun kepercayaan Katumenggungan bernama Birah-lah yang ditugasi membuang dan membunuh bayi itu. Tapi karena Nyi Birah dan Kusir yang ditugasi membunuh tidak tega melaksanakannya, maka bayi hanya dibuang dan ditinggalkan begitu saja.

Saat itulah Kanjeng Ratu Kidul yang tidak tega dengan nasib si Bayi, membantu menyelamatkan Bayi tersebut. Dengan bantuan Kanjeng Ratu Kidul, Bayi diketemukan oleh seseorang Pengembala lalu diangkat anak oleh seorang juragan kaya, bernama Juragan Sucho. Bayi yang diangkat anak ini diberinama Jaka Temon. Dalam masak kanak-kanaknya yang pendek Jaka Temon mengalami beberapa peristiwa penting, diantaranya adalah melawan Wolung Raksesa, atau Elang Raksasa yang selama ini membuat sengsara penduduk desa. Dan selanjutnya Wolung Raksesa yang kematiannya di tangan Jaka Temon, diakui oleh Tumenggung Cokronanggolo bahwa dialah pembunuhnya. Jaka Temon yang membunuh, Tumenggung yang dapat nama.

Jaka Temon sejak bayi sudah menjadi incaran Nyi Brangah Ratu Siluman Buaya Putih yang ingin menjadikan Jaka Temon sebagai Lelananging Kedaton Brangah. Dengan memiliki pejantan Jaka Temon maka Kedaton Selolumutan yang isinya Siluman Perempuan semua, akan mempunyai keturunan laki-laki. Tapi karena Jaka Temon sudah diangkat atau diakui anak oleh Kanjeng Ratu Kidul dan sudah dikader untuk menjadi calon Raja Jawa, maka Nyi Brangah tak mungkin bisa memiliki Jaka Temon. Salah satu cara untuk memiliki adalah merebut atau berperang melawan Ratu Kidul.

Ratu Siluman Setro Gondomayit, Ratu Gendeng Permoni yang sejak awal bermusuhan dengan Ratu Kidul juga punya keinginan yang sama. Tapi karena Ratu Gendeng Permoni tidak mau berperang langsung melawan Ratu Kidul, maka ia bergerilya secara gaib melalui manusia-manusia penganutnya. Salah satu manusia penganutnya adalah Ni Wingit, Dukun Grinsing dan sebagainya.

Kanjeng Ratu Kidul yang ingin mengarahkan agara Jaka Temon anak angkatnya bisa menjadi Raja Jawa disebuah kesempatan yang tepat mengambil Jaka Temon untuk didadah, dibesarkan di Laut Kidul. Maka secara gaib Jaka Temon yang belum dua belas tahun itu didadah di Kawah Candradi Muka-nya Laut Kidul. Maka lahirlah Jaka Temon sebagai pendekar sakti dewasa yang kemudian diberinama Bayu Samudera. Setelah cukup mendapat ilmu baik dalan ulah kanuragan dan ketata negaraan, Bayu Samudera dikirim kembali ke kehidupannya yang sesungguhnya sebagai manusia. Sejak itulah Bayu samudera dikenal sebagai pendekar kesatria sakti mandraguna.

Perjalanan hidup Bayu Samudera yang ternyata tetap membawa kutuk Ni Wingit tidak pernah bisa lepas dengan kemelut yang terjadi di Katumenggungan, sang Tumenggung yang ber-Permaisuri Ayu Sekarsari dan ber-Selir Kinasih tiga, ialah Loro Andini, Galuh Centini dan Dewi Tantri, serta beranak Raden Sombo, Raden Seto Satrio dan Roro Ambarwati ternyata dirongrong oleh pelbagai intrik yang datang dari Para Selir yang ingin merebut kekayaan warisan tahta atau kekuasaan untuk anak-anaknya.

Dewi Tantri dibantu oleh Ni Wingit Ibunya yang penyembah Gendeng Permoni. Loro Andini didukung oleh Dukun Hitam Nyi Grinsing. Sementara Galuh Centini berjuang dengan caranya sendiri. Begitu dan begitulah, kemelut Katumenggungan yang bernuansa sirik dan intrik, tarik menarik dengan perkembangan kepopuleran pendekar gemblengan Ratu Kidul, Bayu Samudera. Dan perkembangan peristiwa menjadi semakin meluas setalah muncul campur tangannya Penguasa Mataram, setelah munculnya tokoh pendekar wanita cantik yang bernama Kembang Tanjung atau Roro Denok yang ditugasi oleh gurunya gergelar Ki Penjalin untuk mencari pembunuh ayahnya. Pembunuh yang dicari itu adalah Tumenggung Cokronanggolo. Dan ketika didalam perjalanan mencari Tumenggung Cokronanggolo, Kembang Tanjung bertemu dengan pendekar gagah Bagus Taradipa yang merasa mengenalnya sebagai Sekartaji, Kembang Tanjung menjadi bingung. Dan ia menjadi lebih bingung ketika di sebuah kesempatan Cokronanggolo bisa membuktikan bahwa Sekartaji atau Roro Denok adalah anak gadisnya dari istri yang telah meninggal. Siapa Ki Penjalin yang telah mencetak Kembang Tanjung menjadi sedemikian rupa benci kepada Cokronanggolo, kini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Sinetron Nyi Roro Kidul yang latar belakang tokoh-tokoh utamanya terurai diatas akan menjadi sebuah cerita yang akan diramaikan oleh pelbagai macam pertikaian, yang akan ikut bertikai bukan saja mereka yang terkait urusan langsung, tetapi juga Para Raja dan Ratu Lelembut yang akan meramaikan suasana dengan sihir atau kekuatan gaib mereka.

Nyi Roro Kidul kecuali mengungkap tuntas siapa Ratu Laut Kidul itu sebenarnya tentang cinta kasihnya juga akan mengungkap tentang andil besarnya mendampingi Raja-Raja Jawa, terutama Raja-Raja di zaman Pajang dan Mataram.* (Kutipan dari: Indosiar.com)

TITISAN DEWI lANJAR


Peristiwa ini berawal tahun 1998, saat usiaku 17 tahun dan masih duduk di bangku di kelas 2 SMA. Ketika itu situasinya sangat rumit, karena kedua orangtuaku bercerai. Padahal aku tidak melihat sesuatu yang prinsipil dalam pertengkaran mereka. Tetapi itulah yang harus kuhadapi. Disaat aku masih membutuhkan kasih sayang, justeru perpecahan yang terjadi.

Pikiranku terasa kalut. Seolah tidak ada lagi pijakan dalam hidupku. Melihat ibuku mengemasi barang-barangnya dan pindah ke tempat nenekku, membuatku menangis. Kesedihan yang akhirnya membawaku ke danau Menjer, Kecamatan Garung, sekitar 10 kilometer arah Utara kota Wonosobo, Jawa Tengah.

Di tepi danau aku duduk merenung memikirkan kemelut keluargaku. Tidak terasa air mataku bercucuran. Aku menangis sekeras-kerasnya, menumpahkan rasa kecewa dan frustasiku. Ketika itu nyaris tidak ada seorangpun di dekat danau. Tidak ada nelayan yang biasa kulihat di antara perahu-perahu yang berjajar rapi. Aku seorang diiri di tepi danau, meski sebenarnya langit masih terang sekitar pukul 3.00 sore.

Dalam kegamangan itu, tanpa sadar aku melangkah ke arah tepi danau. Seolah ada satu kekuatan yang mendorongku untuk menenggelamkan diri ke danau. Namun tiba-tiba saja terdengar suara teguran dari arah belakangku.

“Sebaiknya kamu pulang saja, dik,” katanya. Aku menoleh, ternyata seorang lelaki tua berdiri di dekatku. Ia seperti nelayan, karena kulihat membawa jala.

Seperti tidak peduli dengan kata-katanya, aku tetap saja melangkah mendekati perahu. Tetapi rasa penasaran membuatku kembali menoleh. Aneh, nelayan tadi sudah tidak ada. Aku merasa heran, mengapa dalam sekejap ia menghilang? Kuperhatikan sekeliling, ternyata tidak ada siapapun. Ia benar-benar lenyap.

Aku kembali menuju danau. Kali ini tanganku sudah mencapai perahu dan air membasahi betisku. Seketika itu aku melihat sesuatu yang aneh. Seekor ikan berukuran besar dengan panjang sekitar 5 meter, muncul dari permukaan air. Ikan tersebut memiliki mata yang besar dan menatapku dengan tatapan tajam. Kemudian ikan itu mengibaskan ekornya hingga menimbulkan percikan air ke arah wajahku.

Melihat caranya ikan itu menatapku, seketika membuat dadaku berdegup kencang. Tiba-tiba saja aku merasa takut. Ketakutan yang tidak kurasakan sebelumnya. Semakin aku melangkah jauh, binatang itu kembali mengibaskan ekornya dengan keras. Cipratan airpun membasahi sekujur tubuhku. Sementara kedua mata ikan berukuran sebesar kepalan tangan itu terus saja menatapku. Sesaat kemudian kembali aku mendengar suara berbisik di telingaku.

“Sebaiknya kamu pulang saja dik..”

Kali ini bisikan itu lebih mirip suara wanita. Akupun memperhatikan sekeliling, tetapi tidak seorangpun yang kulihat. Seketika ketakutanku semakin menjadi. Keinginanku untuk bunuh diri pupus sudah. Seolah ada kesadaran yang muncul dibenakku. Kesadaran untuk tetap melanjutkan kehidupan, betapapun cobaan berat menderaku.

Saat itu juga aku memutuskan pulang. Tidak ada lagi niat untuk mengakhiri hidup. Semuanya harus kuhadapi. Tiba di rumah aku langsung mandi dan membersihkan badan. Setelah itu kuhempaskan tubuhku di kasur. Hari ini tubuhku terasa letih. Setelah hampir seharian menyendiri di danau Menjer.

Malam itu aku tertidur lelap dan mimpi berjumpa sesosok wanita berparas cantik berpakaian kebaya motif batik. Aku tidak mengenal wanita itu. Anehnya, wanita itu tersenyum memandangku tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Beberapa hari kemudian, aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku. Sejujurnya, dilingkungan sekolah aku termasuk gadis cantik. Karena itulah, beberapa teman pria sering mengajakkku berkencan. Tetapi aku sendiri tergolong pemalu hingga tidak pernah berpikir untuk pacaran. Keinginanku hanya satu, yaitu belajar sebaik-baiknya agar berhasil lulus ujian.

Tetapi saat ini keinginanku untuk memiliki kekasih begitu menggebu. Seolah tidak ada waktu lagi untuk menundanya. Tanpa kesulitan berarti, aku memilih seorang teman pria yang kuanggap paling tampan. Di usia yang ke 17 itulah aku mulai berpacaran. Anehnya, aku cepat merasa bosan. Seolah ada dorongan kuat untuk selalu berganti pacar dan mendapatkan kekasih baru. Karena itulah, hingga selesai sekolah tidak terhitung berapa banyak pria yang pernah kupacari. Beberapa diantaranya bahkan sempat patah hati dan frustasi berat, karena kuputusin benang asmaranya.

Kebiasaanku berganti pacar rupanya menimbulkan keprihatinan orangtuaku. Meski sudah berpisah, tetapi mereka tetap menaruh perhatian terhadap putrinya. Inilah yang membuat mereka menjodohkanku dengan pemuda sekampung.

Aku sendiri menerima dengan senang hati, ketika pemuda itu datang meminangku. Tidak ada alasan bagiku utnuk menolak pemuda berwajah tampan berambut panjang dengan senyum dan tutur kata yang menawan.

Pada tahun 1999, hanya selang 3 bulan usai tamat SMA, aku menikah dengan Doni yang berusia lima tahun di atasku. Meski pesta pernikahannya sederhana, aku sangat bahagia menyongsong hidup baru.

Sungguh suatu kenikmatan menjalani hidup berumah tangga. Hampir tiada hari tanpa seks. Semuanya kulakukan dengan sepenuh hati. Selain karena aku mencintainya, ia pun memiliki kemampuan dalam memuaskan libidoku. Meski seringkali suamiku kepayahan, tetapi aku berhasil membangkitkan hasratnya. Aku masih belum menyadari bahwa sebenarnya hasratku sudah tergolong hiperseks. Mungkin karena aku hanya melakukannnya dengan suamiku, jadi kuanggap wajar saja.

Kebahagiaan terus berlangsung hingga perkawinan berjalan 2 tahun dan memiliki seorang anak. Saat itu, seolah dunia ada dalam genggamanku. Memiliki suami yang berpenghasilan, seorang anak yang mungil dan selalu terpenuhinya hasrat seks. Tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari itu. Sungguh, aku hampir tidak pernah membayangkan kemungkinan karamnya bahtera rumah tanggaku.

Tetapi itulah yang terjadi. Tiba-tiba saja kejantanan suamiku melemah. Ia tidak mampu lagi memuaskan hasratku yang menggebu. Kucoba beragam cara untuk membangkitkan kejantanannya, tetapi tidak berhasil. Beberapa kali suamiku berobat ke dokter atau pengobatan alternatif, tetap tidak berhasil.

Puluhan jenis obat kuat, alat pompa penis dan lain sebagainya, tetap tidak bisa membuatnya ereksi. Enam bulan setelah kejantanan suamiku tidak menunjukan kemajuan, aku mulai uring-uringan. Kini tidak ada hari tanpa percekcokan. Apa saja menjadi bahan pertengkaran. Orang tua dan mertuaku tidak berhasil mendamaikannya, hingga akhirnya kami sepakat berpisah.

Perceraian terjadi pada tahun 2001. Aku dan Mas Doni sepakat berpisah dengan cara baik-baik. Harus kuakui, perceraian ini terasa berat. Apalagi aku pernah merasakan bagaimana sedihnya saat kedua orang tuaku bercerai. Anakku yang masih kecil tentu merasakan penderitaan yang sama sepertiku dulu. Tetapi hasratku yang menggebu dan ingin selalu terpuaskan seolah tidak bisa di tawar lagi. Doni menyadari hal ini, hingga ia tidak ingin membuatku terlalu lama menderita.

Bersama anakku, aku menetap di rumah nenekku. Mulailah aku menjalani kehidupan yang baru sebagai wanita berstatus janda muda. Tetapi bukan status itu yang membuatku risau. Kenyataan bahwa aku seorang janda tidak membuatku menarik diri dari pergaulan. Aku tetap membaur dengan masyarakat sekitar. Namun, permasalahannya terletak pada hasratku yang tinggi dan harus secepatnya mendapat penyaluran.

Malam demi malam kulalui dengan perasaan hampa. Bayanganku tentang seks begitu kuat menggelayuti pikiranku. Sementara belum ada seorangpun pria yang dekat denganku. Kegelisahanku akhirnya memuncak saat aku bertemu dengan salah seorang mantan pacarku. Sebut saja namanya Jeri. Kebetulan dia belum menikah hingga aku leluasa bergaul dengannya. Tetapi anehnya, tidak ada keinginanku untuk membina hubungan yang lebih serius. Tidak ada pembicaraan ke arah perkawinan. Semuanya hanya pembicaraan biasa.

Merasa tidak mungkin menjadi suamiku, sementara hasrat seksku begitu menggebu, maka aku mulai memasang jerat untuk menggiringnya ketempat tidur. Upaya ini tidak sesulit yang kuduga. Mungkin karena aku masih cantik dan memiliki tubuh padat berisi. Bisa juga karena ia memang masih menyukaiku, setelah sempat kuputuskan cintanya beberapa tahun lalu. Hanya selang beberapa minggu, pria itu berhasil kutaklukkan.

Tetapi Jeri tidak seperti mantan suamiku. Kemampuannya di ranjang payah. Meskipun sudah berjalan dua bulan, dia tetap tidak pandai memuaskanku. Semula aku menduga, ia dibayangi perasaan berdosa. Atau barangkali takut kalau aku hamil. Kenyataannya tidak demikian. Dia mengaku kewalahan melayaniku dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Tentu saja aku berupaya mempertahankannya. Namun gagal, dia memilih merantau ke kota lain.

Seringnya aku berpindah hotel setiap kali berkencan membuatku tidak terlalu asing bepergian keluar kota. Itulah sebabnya, aku memiliki banyak teman di beberapa hotel, terutama resepsionis dan bell boy. Mereka tentunya punya relasi luas yang bisa menghubungkanku dengan setiap tamu yang membutuhkan kehangatan wanita. Lalu kuberikan nomor ponselku. Dugaanku tidak meleset, ponselku berulang kali berdering, memintaku memuaskan hasrat pria hidung belang.

Inilah awalku menjalani profesi di dunia hitam. Tetapi aku tidak melakukannya untuk uang, meski aku mendapatkannya. Aku menikmatinya karena hasratku selalu terpenuhi. Di dunia yang baru ini aku mulai mengenal minuman keras. Setelah sebelumnya tidak seteguk cairan alkohol masuk tenggorokanku. Minuman keras, terutama mansion house, menghanyutkanku dalam gejolak birahi yang tidak terpuaskan. Dan dari penuturan mereka pula kuketahui diriku hiperseks.

Minuman keras itu pula yang membuatku mengetahui kalau dalam diriku ini ada titisan Dewi Lanjar. Menurut mereka, aku sering mengeluarkan perkataan aneh di saat mabuk, yaitu mengaku sebagai Dewi Lanjar. Aku sering mengidentikkan diriku dengan penguasa Pantai Utara Jawa itu. Tentu saja aku tertawa setiap kali mendengar ocehan itu. Bagiku, itu hanya pengaruh alkohol yang memenuhi otakku hingga membuat bicaraku meracau.

Tetapi begitu seringnya mereka bertutur cerita sama membuatku penasaran, apakah memang dalam diriku ada titisan Dewi Lanjar? Atau hanya sekedar halusinasi yang biasa terjadi pada orang mabuk? Lantas, adakah kaitannya dengan gelora birahiku yang seolah tidak pernah padam? Sungguh suatu misteri bagiku.

Suatu hari, seorang teman membawaku ke kyai di sebuah pesantren. Ia berinisiatif membuatku memecahkan misteri yang kuhadapi.

‘’Kamu memang titisan Dewi Lanjar,’’ kata Sang kyai. ‘’Saat kamu berada di danau Menjer beberapa tahun lalu, Dewi Lanjar datang. Sejak itu, ia selalu mengikutimu.’’

Ia menuturkan, memang ada aliran sungai dari danau Menjer yang bermuara ke pantai Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, kota asal Dewi Lanjar. Menurutnya kata lanjar mengandung makna wanita yang masih suci (perawan). Lanjar juga bermakna janda tetapi tanpa anak.

‘’Tetapi saya sudah punya anak,’’ kataku membantah. ‘’lagi pula saya tidak merasakan sesuatu yang aneh dalam diri saya.’’

“Kamu memang tidak berubah kecuali nafsu seksmu.’’

‘’Maksud kyai, apakah nafsu seks saya tidak wajar?’’tanyaku.

‘’Ya. Keinginanmu untuk selalu berhubungan seks dan tidak pernah terpuaskan, lantaran ada sosok gaib tersebut.”

Menurutnya, gairah seksku sebenarnya tergolong wajar. Tetapi ada sosok gaib yang masuk kedalam ragaku setiap kali berhubungan intim. Itulah yang membuat diriku tidak pernah terpuaskan.

Kyai itu tanpa ragu mengatakan bahwa sosok gaib itu kini bercokol di kemaluanku dan sulit untuk dilepas.

‘’Adakah jalan keluarnya, kyai?’’ tanyaku berharap.

‘’Sebaiknya kamu segera menikah, agar tidak terlalu panjang daftar dosamu,’’

Aku tertegun mendengarnya.

‘’ Bagaimana kalau suamiku yang baru nanti tidak bisa memuaskan. Nanti malah bercerai lagi,’’ kataku.

Tetapi kyai itu tetap menyarankanku untuk menikah. Menurutnya, upaya untuk mengeluarkan sosok gaib dikemaluanku hanya bisa dilakukan apabila aku tidak lagi berhubungan seks di luar nikah.

Lebih jauh ia mengatakan, terjerumusnya wanita kedalam dunia hitam, karena kuatnya pengaruh sosok gaib jahat yang bercokol di alat vital. Jadi bukan sekadar masalah ekonomi.

Apa yang dikemukakan kyai itu sangat masuk akal. Aku pun menerima sarannya. Namun aku menyadari, mendapatkan jodoh bukanlah perkara mudah. Hingga kini, aku masih sendiri dan belum mendapatkan pendamping hidup. Meski aku berharap mendapatkanya suatu hari nanti.

Namun anehnya, gelora birahiku yang selalu bergejolak kini sudah redam. Seolah ada kekuatan lain yang mampu mengendalikan hasratku. Atau barangkali, makhluk gaib jahat yang menetap di alat vitalku sudah hilang?

Sebagaimana dituturkan Meli (nama samaran) kepada penulis.

Pesugihan Pandan Segegek

Pesugihan, satu kalimat yang sudah teramat akrab di sebagian besar masyarakat Nusantara. Tak heran, jika hampir di seluruh daerah selalu ditemui tempat tempat mistis untuk ritual pesugihan itu. Misalnya di Pandansegegek, Kulonprogo, Jogjakarta. Bagaimana prosesi ritual dan tanggapannya dari tokoh spiritualis? Berikut liputannya.

pantai Pandansegegek adalah kawasan di sepanjang barat Pantai Trisik. Sebagai daerah wisata alam, Pantai Pandansegegek nyaris tak dikenal. Selain pemandangannya jauh dari kesan indah, kawasan itu juga cukup terpencil dan terpisah dari penduduk asli setempat. Pandansegegek, kini merupakan desa transmigran lokal di wilayah kabupaten Kulonprogo. Karena belum memenuhi persyaratan sebuah desa, pemukiman trans-lokal itu secara administratif menginduk atau masuk wilayah desa Karangsewu, kecamatan Galur.

Meski tak dikenal dan jauh dari kesan indah, Pandansegegek menjadi terkesan asing. Tetapi, rasa asing itu bisa memudar, ketika seseorang mengetahui sebuah lokasi gumuk atau dataran tinggi yang menyerupai gunung, di ujung barat pemukiman Trans-lokal Ring II. Gumuk itulah titik pusat dari yang disebut Pandansegegek, tempat ritual mencari pesugihan.

Dari kejauhan, Gumuk Pandansegegek tak nampak sebagai tempat ritual. Sebab, kawasan itu dikepung gundukan kotoran binatang, yang sengaja ditimbun untuk keperluan pupuk. Tak urung, tempat ritual itu pun dikerubungi jutaan lalat, kontras dengan bayangan orang tentang sebuah tempat ritual yang seharusnya bersih dan keramat. Ada dua gubuk reyot di puncaknya, yang sengaja dibuat untuk para pelaku tirakat yang hendak bertapa.

Berada di puncak Gumuk Pandansegegek, suasana angker lebih terasa karena adanya sejumlah sesaji dan tungku tempat pembakaran dupa. Selebihnya, situasi angker tercipta karena rimbunnya pepohonan yang didominasi oleh ilalang yang tumbuh liar. Tak ada benda keramat di tempat itu, kecuali sebuah batu cadas yang terlihat sengaja dipasang sekedar tanda tempat menaruh sesaji. Sulit mempercayai tempat itu sebagai tempat ritual, bila tak melihat langsung seseorang yang sedang laku tirakat di tempat itu. Beruntung, belum lama ini kami mendapati seorang perempuan usia 30-an tahun yang sudah 3 hari bertapa.

Ujub Kepada Ibu Ratu Kidul

Dari berbagai penelusuran yang dilakukan, Pandansegegek tak memiliki juru kunci baku. Para pelaku tirakat lebih sering datang dari jauh, dan atas petunjuk guru spiritualnya. Sugondo (30), warga asal Cepogo, Boyolali, yang kami temui di lokasi ritual mengatakan, kedatangannya ke Pandansegegek hanya untuk mengantar seorang teman. Kepada posmo, jujur Sugondo mengakui, temannya yang ketika itu sedang bertapa di dalam gubuk, bertujuan untuk mencari kekayaan. Teman Sugondo itu adalah perempuan, pedagang sayuran di pasar Giwangan, Jogjakarta.

“Teman saya itu dulu kaya. Tapi mendadak bangkrut. Lalu, dia nekat bertirakat. Sudah tiga hari ini teman saya puasa pati geni. Tidak makan tidak minum dan tidak boleh terkena ataupun melihat cahaya. Rencananya, empat hari ritual itu baru selesai. Tapi, tergantung apa sudah dapat wisik atau belum”, kata Sugondo.

Sugondo menyambung, permintaan di Pandansegegek ditujukan kepada Ibu Ratu Kidul alias Nyai Loro Kidul, penguasa Laut Selatan. Dari berbagai cerita pengalaman, kata Sugondo, godaan laku tirakat di Pandansegegek sangat berat. Misalnya, melihat mayat digotong secara berulang-ulang. Penampakan kepiting sebesar sepeda motor dan beberapa penampakan lain yang mengerikan. Jika sudah berhasil, menurutnya, pelaku akan mendapat wisik atau pesan gaib melalui mimpi.

Pandansegegek ternyata tak hanya dikenal sebagai tempat ritual pesugihan tuyul. Tapi, juga pesugihan jenis lain seperti Genderuwo atau Buto Ijo. Untuk pesugihan tuyul, warga sekitar mengatakan, pelaku tirakat yang berhasli akan bisa melihat wujud tuyul dan harus segera memasukkannya ke dalam sebutir batu atau kerikil. Dengan cara itu tuyul kemudian dibawa pulang.

Jika laku dan godaan ritual mencari pesugihan di Pandansegegek teramat berat, apakah hasil yang diperoleh cukup sepadan? Sugondo mengatakan, dari pengalaman beberapa orang hasilnya memang sangat memuaskan. Lantas, bagaimana dengan resikonya? Sugondo mengaku tidak tahu. “Setahu saya, jika gagal hanya pulang tanpa hasil. Itu saja”, ujarnya.

Sungguhkah laku ritual di Pandansegegek itu luput dari resiko? Jangan gegabah. Sebuah ritual pastilah ada sejumlah mahar yang harus dibayar. Berhasil maupun tidak, mahar dalam bentuk apapun tetap harus diberikan. Ibarat harus memilih, pelaku tirakat hanya punya dua pilihan, mukti atau mati. Ki Santoso Sejati, spiritualis di Jogjakarta yang kebetulan berasal dari Kulonprogo, mengaku sering mengobati pasien lumpuh yang diakibatkan oleh kegagalan laku tirakat di Pandansegegek. Menurutnya, laku ritual di Pandansegegek tergolong musyrik. “Meminta kepada selain Alloh itu berarti menyekutukan Tuhan. Dosanya tidak terampuni ”, tegasnya.

Ki Santoso Sejati menyambung, berhasil atau tidak, seseorang yang sudah mencoba ritual itu secara otomatis namanya langsung tercatat di alam gaib sebagai pengikut syetan. Jika gagal ritual, dampak negatif langsung bisa dirasakan. Misalnya, hidup menjadi tambah susah dan tidak jarang mengalami sakit berat yang tak bisa disembuhkan secara medis. Kalau berhasil, akibatnya setelah mati akan menjadi budak syetan. “Alam gaib itu memang ada. Demikian pula Ratu Kidul. Tapi perilaku manusia terhadap alam gaib yang tidak tepat, justru membawa pada kesesatan. Ibu Ratu Kidul tidak salah, manusianya yang salah. Lagi pula setelah saya deteksi, di Pandansegegek ini hanya ada beberapa Jim anak buah Ratu Kidul.”, pungkasnya.

DIAJAK ke ALAM PESUGIHAN


PESUGIHAN .Melongok alam maya tidak ubahnya melihat bingkai suram yang penuh tanda tanya. Tidak ubahnya kisah dialami Sukarman –bukan nama sebenarnya—, seorang petualang ritual asal Jogjakarta. Suatu ketika dia mencari tempat pemujaan pesugihan di salah satu goa yang ada di Jogjakarta. Di tempat itu dia menemui juru kunci yang menjaga tempat keramat. Dia pun mengembara ke alam pemujaan pesugihan yang menyeramkan.
Alam kehidupan maya yang gemerlap keindahan dan kemegahan membuat tidak sedikit orang yang terlena untuk menikmati. Tanpa meninggalkan dunia nyata sebagai tempat berpijak dan menampakkan keunggulannya, seseorang bisa berbuat apa saja asalkan mau diperbudak iblis. Menghamba setan, jin, dan sebangsanya hanya untuk mendapatkan kemewahan.

Sewaktu hidup di dunia bergelimang harta tidak terasakan kepedihan kelak di alam baka. Ketika ajal menjemput resiko sebagai imbalan yang dia perbuat dapat dirasakan demikian pedih. Seperti kisah misteri yang dialami Sukarman ini sewaktu ‘bertamasya’ ke alam maya, di sana dia kebetulan berkelana di alam pemuja setan sesudah mereka meninggal.

Dia demikian ngeri menyaksikan para pemuda setan seperti pesugihan itu, dianiaya demikian berat. Dipukuli, diinjak-injak, dan dibakar dalam sebuah tungku besar yang panas membara. Tidak sekedar itu, selama berada di alam baka orang-orang berhati tamak tersebut dihinakan di antara makhluk lain yang berada di alam maya.

Mereka tidak ubahnya kedibal-kedibal yang tidak berguna. Misalkan saja dijadikan tumpuan WC, tempat pijakan kaki, atau pilar pagar, yang dibiarkan kehujanan dan kepanasan.

Sukarman yang oleh juru kunci suatu tempat keramat di Parangtritis, telah mengalami berkeliling ke alam jin dan diajak melihat-lihat kehidupan dialam itu. Ternyata jin juga kehidupannya sama seperti manusia. Di sana kehidupannya juga beragam. Ada jin yang kaya raya dan memiliki banyak budak manusia yang keberadaanya sungguh menyedihkan, tapi ada juga jin miskin yang sedikit memiliki budak, bahkan ada yang sama sekali tidak memilikinya.

Manusia budak iblis itu, dari pandangan Sukarman pada umumnya bernasib sebagaimana terjadi awal mula sejarah perbudakan di dunia. Tubuh mereka kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang, warna kulit hitam legam, dan apabila dalam suatu pekerjaan mendapat kesalahan tak urung mendapat deraan cambuk dari tuannya sehingga sekujur badannya mengeluarkan darah. Mereka bekerja tak mengenal waktu.

Dalam kisahnya, Sukarman hingga dapat berkelana ke alam maya ini berawal dari keinginannya untuk menjadi orang kaya. Dia sendiri kerjanya hanya kuli serabutan. Padahal, anaknya 3 dan semuanya butuh biaya. Sukarman sudah bulat tekadnya mencari kekayaan dengan jalan ‘nyaji’. Dia pun sudah berjanji segala resiko sudah siap dihadapi. Dengan tekad membatu, dia mendatangi sebuah tempat penyembahan paling terkenal di pulau Jawa tersebut.

Tiba dihadapan juru kunci, Sukarman menceritakan maksudnya, dengan resiko apapun ia sanggup menerima. Sang kuncen hanya tersenyum lalu memberikan wejangan. Pesannya, nanti kalau sudah sampai di tempat pemujaan (tempat untuk mengontak atau berkomunikasi dengan siluman, red) dilarang mengucap kalimat-kalimat Al-Quran. Jangankan mengucap kalimat, ingat kepada Tuhan saja tidak boleh. Ini akan menggagalkan semua maksud.

“Kalau sudah mulai masuk goa siluman, jangan mengenakan busana. Walau selembar benangpun tidak boleh ada yang melekat di tubuh. Anda harus telanjang bulat,” pesan pekuncen tersebut seperti diceritakan Sukarman. Pesan lainnya, selama menelusuri lorong goa yang gelap gulita, Sukarman dilarang tengok kanan kiri. Jalan pun harus menundukkan kepala.

Sungguh ajaib, lorong goa yang semula gelap gulita ternyata berangsur-angsur menjadi terang benderang. Di sekelilingnya terlihat beraneka macam batu pualam. Jalan tanah yang semula diinjak penuh bebatuan, berubah menjadi tumbuhan lumut hijau bak permadani begitu empuk. Makin ke dalam semakin terlihat keajaiban.

Ternyata lorong goa itu hanya merupakan jalan pintu masuk saja. Di dalamnya tampak suatu bangunan istana megah yang penuh dengan ukiran-ukiran candi yang luasnya tak terkirakan. “Inilah yang disebut alam pesugihan,” pekik Sukarman.

Namun, lebih ke dalam lagi Sukarman merasakan hawa yang sangat panas dan merasakan keangkeran tempat asing itu. Dia masih dituntun oleh juru kunci. Kemudian diajak meniti undakan bangunan. Tapi, alangkah terkejutnya, saat menginjakan kakinya, ternyata terasa empuk, begitu dilihat ternyata undakan itu terdiri dari tumpukan tubuh manusia yang mulutnya menyeringai kesakitan. Sukarman merinding. Tapi ia tak dapat berbuat apa-apa.

Selanjutnya, Sukarman dibimbing ke sebuah kolam yang ada jembatan penyeberangan. Tenyata jembatan itupun terdiri dari anyaman tubuh manusia. Mulai pilar hingga tiang-tiangnya semua terdiri dari tubuh manusia yang dipasak oleh bilahan bambu. Dari sekujur tubuh anyaman manusia itu mengucur darah segar yang tiada henti. Mengerikan sekali. Saat berada dalam suasana mencekam itu, tiba-tiba ada suara berat seseorang yang terdengar dari undakan jembatan yang diinjak.

“Hei manusia mengapa kamu datang kemari, maukah kamu kelak tersiksa seperti kami?” kata suara itu, serak. Sukarman makin gentar takut hatinya, merasakan kengerian yang tiada taranya. Sebelum melangkah lebih jauh, tiba-tiba dari arah sebelah kanan terlihat beberapa orang yang dijadikan tumpuan suatu bangunan berupa stupa yang menghiasi kolam.

Kolam itu airnya tidak lazim. Warnanya menyerupai darah dan menyebarkan bau amis. Manusia yang dijadikan tumpuan itu terlihat sedang menahan beban dan menahan sakit yang berkepanjangan.

Mereka menyeringai sedang sekujur tubuhnya mengeluarkan darah melalui pori-pori kulitnya. “Wahai anak muda mengapa kamu kemari, pulanglah kembali ketempatmu sebelum terlambat, jangan mengikuti jejak kami yang tersesat. Kami saat ini merasakan penyesalan, maka anak muda biarkanlah cuma kami yang menjadi korban,” ucap sosok manusia tersiksa itu.

Sukarman bergidik. Dia sadar alam yang dimasuki itu. Maka, sebelumnya oleh juru kunci memandikannya dengan kembang agar hatinya mantap, secepat itu hatinya meronta dan mengundurkan maksudnya dalam posisi 180 derajat. “Allahhu…akbar !,” pekiknya.

Begitu membalikkan badannya, ternyata semua yang terlihat secara ajaib hilang semua, yang ada hanya mulut goa yang berbatu-batu. Sukarman terus berlari keluar tak menghiraukan juru kunci yang mengantarnya. Begitu sampai di luar goa segera dia bersujud ke tanah menghadap kearah kiblat mengucap istigfar berulang-ulang dengan deraian air mata .”Ya Allah, ya Tuhanku. Ampunilah hambaMu ini, yang hampir saja tergiur bujukan iblis,” rintihnya dalam tangis. (cerita kiriman andri , semarang)

Awas Dukun ,Palsu


Terbelit masalah ekonomi atau serakah kerap membuat seseorang tak mampu berpikir rasional. Situasi seperti inilah yang biasanya dimanfaatkan pelaku kejahatan mengambil keuntungan. Seperti yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat, dua pekan silam. Seorang warga bernama Wahyu Wibowo ditangkap karena menipu dengan mengaku bisa menggandakan uang.
tersangka menjaring calon korban dengan memasang iklan di surat kabar. Memang, saat ini memasang iklan tak serumit dulu. Berbagai jenis iklan bisa dimuat hanya dengan sarat tidak menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan. Dalam iklannya, Wahyu menjanjikan kekayaan berlipat hanya dalam waktu semalam. Untuk meyakinkan calon korban, Wahyu mencantumkan foto diri meski berukuran kecil hingga nyaris tak terlihat.

Sejumlah warga pun terpancing, termasuk beberapa yang berasal dari luar kota. Di antara mereka adalah Yanto dari Bandung, Jabar. Bagai kerbau dicocok hidung, Yanto tak menolak sejumlah prosedur atau ritual tak masuk akal atas titah sang dukun.

Setelah melakukan ritual pendahuluan, diperlihatkan sekardus uang lembaran Rp 100 ribu kepada Yanto. Tumpukan uang itu tampak meyakinkan. Terlebih, penerangan di ruang praktik Wahyu hanya mengandalkan sebuah lampu tempel.

Wahyu mengatakan, uang tersebut milik Yanto. Namun, duit itu belum boleh dibawa pulang sebelum Yanto menanam kepala kerbau atau sapi di halaman depan dan dalam rumah. Yanto pun segera pulang ke Bandung untuk melaksanakan perintah Wahyu. Setelah itu, Yanto bergegas kembali ke tempat praktik Wahyu di Bekasi.

Kardus “berisi penuh” lembaran uang Rp 100 ribu pun diserahkan kepada Yanto. Namun, Wahyu berpesan, kardus tak boleh dibuka sampai tiga hari ke depan. Setelah tiga hari barulah terungkap, kardus berisi uang hanyalah tipuan. Lembaran Rp 100 ribu di bagian paling atas ditempelkan pada tripleks. Sedangkan di bagian bawah dipenuhi dengan daun sirih.

Pesugihan Nikah Dengan Jin Cantik


Baru baru ini saya ada ngobrol dengan teman dan dia cerita mengenai pesugihan yang bisa bikin penganutnya jadi kaya raya mendadak.

Dia bilang, ada sebuah tempat (katanya sih di sebuah gua) di sekitaran Garut yang jadi tempat untuk mencari harta secara gaib.
Ada tiga jalur cara yang bisa dipilih, dengan menyatu dengan ular siluman, dengan buaya atau nikah dengan Ratu Jin. Klik disini

Dari ketiga cara tersebut diatas, yang sering dipilih adalah yang dengan Ratu Jin itu.
Syarat dasarnya, kalau pria tersebut sudah kimpoi, harus minta izin dulu dari istrinya, kalau masih bujangan, bisa minta izin ortunya.

Kalau sudah disetujui oleh kerabat dekatnya, yang tinggal sekarang adalah syarat syarat fisik yang harus ada dan itu biasanya sudah jadi urusan kuncennya.

Seperti pernikahan pada umumnya, harus ada wali, saksi dan juga penghulunya (yang ini bisa dilakukan oleh kuncennya).
Setelah upacara pernikahan, seperti biasanya, si pengantin pria akan disuruh pulang dan menunggu berita, kapan si ratu akan datang.

Perwujudan dari ratu tersebut, konon kabarnya menyerupai wanita yang sangat sangat cantik dan sempurna.
Si pengantin pria harus menyiapkan kamar khusus dan biasa dipertemukan oleh sang ratu tiap malam Jumat Kliwon atau tanggal/hari2 tertentu saja.

Biasanya, setelah pertemuan barulah ada penampakan harta dalam bentuk emas atau uang yang biasanya akan muncul secara gaib ditempat yang sudah disiapkan didalam kamar khusus tersebut.

Pantangannya, si suami tidak boleh main perempuan & gak boleh kimpoi lagi, cukup dengan si istri yang sudah ada sekarang dan juga dengan sang ratu itu sendiri.
Kalaupun kekhilafan terjadi, si pria akan dihukum atau kalau terlalu berat pelanggarannya, bisa dibawa orang itu ke alamnya.

Banyak pengikut disekitar Jawa Barat yang malah justru naik haji dari uang hasil pesugihan ini dan juga menyumbang mesjid, padahal pekerjaan sehari harinya hanya ala kadarnya saja.

Ini hanya sekedar cerita dengan tujuan menambah wawasan saja, selebihnya hanya pembaca yang menilai baik buruknya cara cara tersebut.

Goa Naga Raja ( goa ritual pesugihan )


Gunung selok sebenarnya merupakan area hutan yang di kelola oleh Perum Perhutani KPH Banyumas Timur . Seluas 236, 7 Ha yang merupakan sebuah bukit yang ada di wilayah Desa Karangbenda Kecamatan Adipala dengan ketinggian 0 sampai dengan 150 meter diatas permukaaan laut .PESUGIHAN Klik Sini

Untuk menuju gunung selok dapat dicapai dengan kendaraan penumpang bus atau angkutan pedesaan atau kendaraan pribadi dari terminal Adipala .
Gunung selok merupakan wisata yang nyaman mengasyikan dan unik, karena lokasi ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit goa-goa alam Benteng peninggalan jepang yang konon ada 25 benteng dan pantai laut selatan .

Wisatawan yang datang berkunjung biasanya mempunyai minat bersiarah atau ingin bersemedi di petilasan atau makam atau di goa-goa yang ada . Petilasan yang banyak di kunjungi dan dianggap keramat adalah Padepokan Jambe Lima dan Padepokan Jambe Pitu.
Padepokan Jambe Lima atau Cemara Seta yang di ketemukan oleh Eyang Mara Diwangsa yaitu saudara Patih Cakraningrat yaitu ayah kandung Cakrawerdaya Bupati Cilacap Pertama, padepokan yang terdapat di puncak bukit sangat baik untuk bersemedi .

Menurut legenda masyarakat setempat konon Padepokan Jambe Lima dahulu dahulu merupakan markas pendekar-pendekar sakti pengawal bunga sakti Kembang Wijaya Kusuma yaitu sekuntum bunga lambang kebesaran raja-raja Jawa dimasa lampau .
Untuk mendapat bunga tersebut harus orang harus mendapat ijin dari ketua pengawal yang bernama Kyai Jambe Lima .
Kyai Jambe Lima mempunyai empat anggota seorang diantaranya sebagai wakil ketua yaitu Pak Cilik Sukmoyo Renggo sedang yang tiga anggota lainnya adalah Kyai Kampret Ireng (Tunggul Wulung ), Kyai Sambung Langu (Anggaswati ) Kyai Wesi Putih (Sang Hyang Jati ).
Alkisah suatu hari pada tahu 1676 kerajaan Mataram jatuh ke Trunajaya . Kemudian Pangeran Adipati Anom mengangkat diri sebagai raja menggantikan ayahnya yaitu Sunan Amangkurat I yang meninggal di Ajibarang dan di makamkan di Tegal Arum .
Adipati Anom bergelar Amangkurat II yang mengutus seorang kepercayaannya bernama Ki Suropati untuk mencari kembang wijayakusuma untuk mengukuhkan kedudukanya sebagai raja mataram .
Selain Adipati Anom, Pangeran Puger (adik Adipati Anom) yang mengangkat dirinya sebagai raja Mataram mengutus tokoh sakti Ki Tambak Yudo Selain Adipati Anom dan Pangeran Puger juga Trunojoyo yang sudah merebut tahta kerajaan juga mengutus seorang yang bernama Gedug Gandamana untuk mendapatkan kembang Wijayakusuma
Ketiga utusan tersebut datang dan di tolak oleh Kyai Jambe Lima dengan alasan belum waktunya, ketiga utusan tidak mau menerima keterangan Kyai Jambe Lima terjadi pertempuran yang menewaskan kelima pengawal bunga tersebut termasuk tiga utusan tersebut juga tewas, sebagai penghormatan dan peringatan maka oleh penduduk sekitar Gunung Selok dibangunlah Padepokan Jambe Lima, dan Jambe Pitu.
Padepokan Jambe Pitu (pertapan Ampel Gading ) yang di renovasi oleh Presiden Soeharto dan banyak di kunjungi peziarah karena dianggap sangat keramat karena ada 3 petilasan Sang Hyang Wisnu Murti dan dua pusakanya yaitu Kembang Wijayakusuma atau Eyang Lengkung Kusuma dan Cakra Baskara atau Eyang Lengkung Cuwiri.

Selain Padepokan Jambe Lima dan Jambe Pitu juga masih banyak tempat yang ramai dikunjungi peziarah pada hari hari tertentu seperti hari Jumat Kliwon dan hari Selasa Kliwon dan di bulan Syura yaitu Goa Rahayu, Goa Naga Raja, Goa Bolong, Goa Paku Waja , Goa Putih, Goa Grujugan, Goa Tikus, Goa Lawa, dan Kaendran serta makam Kyai Sumolangu yang ada diatas benteng peninggalan jepang .

Beberapa Gua dijelaskan sebagai berikut:

GOA RAHAYU DAN GOA RATU
Goa yang terletak di kaki Gunung Selok sebelah Selatan menghadap pantai Samudra Indonesia. Untuk menuju goa ini dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau carteran dari arah terminal Adipala ke Timur menuju Gunung Selok kemudian ke selatan menelusuri jalan desa yang beraspal sampai pantai selok ke arah barat, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik perahu menuju goa tersebut atau dari gunung selok menelusuri jalan trap setapak menurun ke bawah menuju goa tersebut.
Kedua goa ini setiap hari dikunjungi wisatawan untuk berziarah dengan tujuan yang beraneka ragam ada yang menginginkan pangkat, kemuliaan, kesehatan, ingin punya jodoh, usahanya lancar dan sebagainya. Goa yang pintu masuknya telah dibuat tertutup dengan bangunan semen didalamnya ruangan yang petilasan cukup luas dengan ukuran 80 m2 terdapat riual. Di Goa Rahayu ada 2 tempat ritual yaitu Dewi Kencanawati dan Dewi Suci Rahayu.
Menurut legenda Goa Rahayu adalah Raden Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati pendiri Keraton Mataram saat akan membabat alas Mentaok untuk bisa masuk dan membabat alas mentaok sebagai syarat harus membawa tanah yang ada di dalam goa yang dekat dengan batu, dengan tanah srana tersebut Danang Sutawijaya dapat masuk dan membabat alas Mentaok dengan selamat ( Rahayu ) sehingga goa tersebut disebut Goa Rahayu.
Sedangkan goa Ratu yang letaknya berhimpitan dengan Goa Rahayu di dalamnya terdapat ritual Eyang Banda Yuda dan Dewi Sekar Jagat. Goa ini konon ceritanya adalah bekas petilasan Eyang Jaring Bandayuda salah satu pendiri Kabupaten Banyumas. Dalam persemediannya ia bertemu dengan putrid cantik Nyi Sekar Jagat dan disarankan kalau mau membuat Kabupaten jangan melangkahi sungai Serayu atau tepatnya di dekat pegunungan Pageralang dan kesemuannya dilaksanakan oleh Eyang Jaring Bandayuda maka berdirilah Kabupaten Banyumas dekat Pegunungan Pageralang.

GOA NAGARAJA
Goa Nagaraja terletak masih di kaki gunung Selok di sebelah Barat goa Rahayu dan Goa Ratu ± 1 km ke arah barat dengan menelusuri alur sungai. Goa Nagaraja ini bersebelahan dengan Goa Lawa (karena banyak kelelawarnya).

GOA PAKUWAJA
Goa ini terletak di kaki Gunung Selok bagian Timur tenggara, tempat ini banyak dikunjungi orang yang berziarah dan ada tempat untuk sholat dan di dekatnya ada air untuk berwudlu. Menurut legenda Pakuwaja adalah petilasan Pangeran Pakuwaja yaitu putra Mahkota Kerajaan Majapahit terakhir, pada masa runtuhnya Majapahit beliau berkehendak perang demi mempertahankan kerajaannya .
Disamping goa – goa tersebut masih ada goa – goa yang lain dikunjungi para peziarah yang letaknya disebelah barat kaki Gunung Selok yaitu Goa Sri Bolong, Goa Putih, Goa Grujugan, Untuk menuju Goa tersebut dari depan Balai Desa Karangbenda ada jalan menuju selatan terus menelusuri jalan perhutani sampai ke Kaindran kemudian menuju Goa Sri Bolong, Goa Putih, Goa Grujugan disebut Goa Grujugan karena di mulut goa terdapat air yang terus menerus mengalir dari atas kebawah.

BENTENG PENINGGALAN JEPANG
Disamping goa – goa tersebut di Gunug Selok juga terdapat Benteng peninggalan Jepang yang konon sebagai tempat pertahanan Jepang dan tempat pengintaian musuh yang datang dari laut. Konon ceritanya ada 24 Benteng peninggalan bala tentara Jepang namun yang masih utuh tinggal satu yang sudah direnovasi dan di atas benteng peninggalan Jepang kea rah barat daya terdapat makam Kyai Sumolangu yang banyak dikunjungi para peziarah dari daerah Kebumen. Makam Kyai Sumolangu sementara ini masih ditutupi gubug dan disekelilingnya baru dibangun pondasi keliling. Konon Kyai Sumolangu berasal dari daerah Kebumen dan meninggal di Selok.

Goa Langse ( keraton Jin )


GOA LANGSE yang terletak di kaki tebing Parangtritis merupakan tempat tetirah yang terkenal, meskipun di sekitarnya juga banyak kawasan serupa, seperti Goa Tapan, Sendang Beji, maupun Goa Siluman. Dalam buku-buku tulisannya, Dr. Hermanus Johannes de Graaf, ilmuwan Belanda yang mengkhususkan diri dalam pengkajian tanah Jawa, menyebut Goa Langse sebagai Goa Kanjeng Ratu Kidul. Oleh sebab itu, Goa ini merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh reraja Mataram. Di Goa ini konon pernah bersemedi pula Syekh Siti Jenar maupun Sunan Kalijaga.ANDA MAU KAYA Klik disini

Tempat pertemuan dua penguasa dari alam yang berbeda itu dikenal dengan nama Goa Langse. Goa ini termasuk dalam wilayah administratif Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Goa yang hingga kini dikenal sebagai tempat semadi atau “nenepi” itu jaraknya sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Setiap hari, selalu ada orang yang mendatangi tempat ini, dengan maksud memanjatkan doa agar memperoleh keberhasilan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Pada saat tertentu seperti malam Selasa dan Jumat Kliwon, pengunjung Goa Langse lebih banyak lagi jumlahnya, rata-rata mencapai 30 orang.

Bahkan, pada bulan Sura, waktu yang dipercayai sebagai bulan berkah bagi masyarakat Jawa, pengunjungnya bisa mencapai 70 orang setiap harinya. Perjalanan menuju Goa Langse terbilang cukup mengasyikkan. Setelah berjalan kaki sekitar 150 meter melintasi hamparan ladang dan perkebunan pohon jati, pengunjung akan sampai di “plawangan” atau bibir tebing dengan batu-batu besar. Di bawahnya terhampar lautan biru yang luas, terbingkai garis cakrawala. Pantai Parangtritis yang terletak di sebelah utara Goa Langse pun terlihat dari “plawangan”. Di bawah salah satu batu besar di bibir tebing ini terdapat sisa-sisa bunga, menandakan sering digunakan untuk tempat bersemadi atau berdoa.

Dari pantai Parangtritis untuk menuju Goa Langse masih harus berjalan sekitar 3 km ke arah timur. Jika malas berjalan ada ojek yang siap mengantarkan Anda dengan tarif Rp 4.000,-. Namun ojek ini tidak sampai di pinggir tebing sehingga masih harus berjalan kaki sekitar 750 m menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan ladang. Sebelum menuju ke Goa, Anda akan diminta mengisi buku tamu dan memberi donasi bagi perawatan Goa. Dari sini, Anda diantar oleh salah seorang penjaga, langsung menuju ke Goa.

Jangan kaget atau merasa ngeri ketika Anda sudah berada di bibir tebing. Dengan ketinggian tebing, sekitar 400 m dan nyaris tegak lurus, perjalanan menuju Goa Langse menjadi tantangan tersendiri. Jalan menuju ke kaki tebing tempat Goa Langse berada berupa campuran antara tangga (ada 4 buah pada tempat yang terpisah), akar, dan tonjolan bebatuan.

Sesampainya di Goa, pengunjung bisa mandi di salah satu bilik. Air yang dipakai mandi berasal dari mata air yang keluar dari dalam Goa. Airnya yang dingin dan tawar serta mengandung kadar kapur tinggi bisa menghilangkan kelelahan akibat perjalanan menuju Goa. Selesai mandi, barulah Anda dipersilakan untuk bersemedi. Kesunyian di dalam Goa sangat membantu untuk memusatkan pikiran. Suara yang terdengar hanyalah debur ombak pantai selatan.

Suasana goa yang terasa sejuk dan hening, sangat membantu untuk memusatkan pikiran, bermeditasi memanjatkan permohonan pada Tuhan. Di luar goa, tepatnya dari gardu pandang yang letaknya sekitar 20 meter di utara goa, pemandangan birunya laut, deburan ombak, dan gundukan-gundukan karang menambah ketenangan pikiran dan jiwa. Meski secara fisik melelahkan, di tempat inilah pengunjung dapat mensyukuri karunia Yang Maha Kuasa, melalui pengalaman bermeditasi sekaligus menikmati pemandangan laut selatan yang masih alami.

Namun, tempat ini bukanlah akhir dari perjalanan ke Goa Langse. Pinggiran tebing itu hanya permulaan dari sebuah perjalanan yang menantang fisik dan mental. Dengan panduan juru kunci setempat, pengunjung harus menuruni tebing yang hampir tegak lurus, dengan ketinggian mencapai 300 meter di atas permukaan laut, untuk mencapai lokasi goa.

Di sejumlah bagian, perjalanan turun tebing bisa dilakukan dengan tangga besi yang didirikan tegak lurus, namun sisanya dilakukan dengan cara berpijak pada batu-batu tebing, dengan bantuan pegangan pada akar pohon, atau batang-batang bambu yang menempel di dinding tebing. Setelah perjalanan turun itu sampai pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, pengunjung bisa langsung masuk ke dalam goa.

Goa Langse terhitung lebih luas jika dibandingkan goa-goa alam lain di DIY. Panjangnya lebih kurang 30 meter, lebarnya sekitar 10 meter, dan tingginya mencapai 20 meter, dengan stalaktit bergantungan di langit-langit goa. Di ujung goa, terdapat mata air yang biasanya digunakan pengunjung untuk membasuh diri. Airnya yang dingin dan tawar, serta mengandung kadar kapur tinggi, menghilangkan rasa lelah setelah perjalanan berat menuju Goa Langse. Di sebelah mata air itu, terdapat tempat datar yang biasa digunakan untuk bersemedi.

Pengalaman Bertemu Jin Kekayaan


Dalam keadaan situasi bisnis yang tak menentu dan ekonomi yang dirundung krisis, maka mengharapkan datangnya order ibarat merindukan hujan dimusim panas, atau menunggu datangnya burung bangau ditengah kota metropolitan. Maka terfikirlah untuk menghubungi alam gaib / Jin yang kiranya bisa memberikan nasihat atau bantuan agar bisa hidup lebih sejahtera
Setelah mohon petunjuk kepada Roh Suci, maka munculah salah satu ayat di surat Al-Jin yang harus dibaca untuk menghadirkan Jin, dan saya menghapalkannya…………

PROSESI MEMANGGIL JIN KEKAYAAN

Saat itu malam Selasa Kliwon, udara sejuk dan rembulan dilangit beberapa hari menjelang purnama, diluar kamar terdengar sayup-sayup suara binatang malam seruing / tongeret. Setelah melaksanakan sholat Isya, saya berniat hendak mendatangkan Jin, maka lampu dikamar saya matikan hingga menjadi sangat gelap, kemudian saya duduk mencari posisi yang enak, ayat di surat al-Jin tersebut lalu saya wirid. Beberapa saat tidak terjadi apapun, suara seruing sayup masih terdengar, hingga tiba-tiba bertiup angin dingin aneh yang menggidikkan, dan seruing mendadak berhenti berbunyi.

SALAH MEMANGGIL YANG DATANG TERNYATA JIN HADIRIN

Kemunculan Jin ini diawali dengan datangnya angin yang bertiup berputar-putar kemudian terkumpul dan membentuk mahluk kecil yang perlahan-lahan menjadi besar, yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Jin Hadirin. Setelah memberi salam, kemudian menanyakan maksud saya memanggilnya datang. Saya katakan bahwa saya ingin minta bantuan-nya karena menginginkan bantuan keuangan. Jin Hadirin bersedia membantu dengan persyaratan yang sangat berat yang kalau-pun saya penuhi mungkin bisa membuat saya gila. Ciri dari Jin Hadirin, mukanya kasar dan besar serta agak persegi, berambut pendek dan tubuhnya setinggi manusia normal. Karena meminta persyaratan yang sangat berat, maka saya mengurungkan niat saya minta bantuannya.

Lagi pula maksud saya semula ingin memanggil Jin Nasibin, tapi saya lupa menyebutkan namanya sehingga yang datang Jin Hadirin. Setelah merenung sejenak maka saya kemudian konsentrasi mencoba memanggil Jin Nasibin.

MENGULANGI PROSESI MEMANGGIL JIN KEKAYAAN

Kamar sangat gelap karena lampu kamar masih dalam keadaan mati, Surat al-Jin tersebut saya wirid kembali, kali ini dengan memanggil Jin Nasibin. Suasana yang hening dan tenang, tiba tiba dikejutkan dengan terdengarnya suara berdebuk yang keras seakan-akan ada sesuatu benda yang sangat besar dan berat jatuh dari atas, dan munculah Jin Nasibin dihadapan saya, hanya kepalanya saja. Saya terkejut setengah mati, rasanya ingin lari masuk kedalam tanah, kalau bisa.

Sejak semula saya sudah sangat terkejut mendengar suara gedebuk yang keras dan pemunculan Jin Nasibin yang dengan cara yang tidak saya duga sebelumnya, juga karena wujudnya yang besar, kepalanya saja setinggi kira-kira hampir 2 meter, matanya sebesar buah jeruk bali menatap kearah saya dan hidungnya sangat besar. Penampilannya betul-betul sangat mengerikan.

PENAMPILAN JIN NASIBIN DENGAN KEKAYAAN DI DALAM MULUTNYA

Setelah memperkenalkan dirinya dan memberi salam maka Jin Nasibin menanyakan maksud saya menghadirkannya datang, dan saya menjelaskan keinginan saya. Jin Nasibin mengangguk-anguk tanda mengerti dan kemudian membuka mulutnya lebar-lebar.

Jin Nasibin membuka mulutnya dan kemudian mengeluarkan lidahnya yang ujungnya berwarna merah basah, lebarnya tiga puluh senti-meter dan panjangnya lebih dari setengah meter, terlihat air- liurnya menetes-netes dan tercium anyir air liurnya yang sangat bau menjijikan.

Akan tetapi terlihat ada sesuatu bersinar didalam kerongkongannya, dan itu adalah berupa emas-emas balokan, permata dan sebungkus ikatan kertas. Silahkan ambil …… katanya.

Untuk mengambilnya berarti saya harus masuk ke-mulutnya, Sedangkan baunya dari luar saja sudah sangat tak tertahankan (rasanya mau muntah), apalagi bila masuk, sehingga saya membatalkan niat saya untuk mengambil harta yang disediakan itu. Dan kemudian saya menyebut Laila ha illAllah berkali-kali. Dan terlihat Jin Nasibin menarik lidahnya, menutup mulutnya dan kemudian menelan kembali emas permatanya.

Mengetahui saya membatalkan niat untuk memperoleh harta yang sedianya akan diberikan kepada saya, jika saja saya mau masuk kemulutnya dan mengambilnya, Kepala Jin Nasibin kemudian berputar-putar, mulai mengecil dan kemudian lenyap menjadi debu, begitu cepatnya seperti waktu datangnya tadi. Suasana kembali hening dan tenang, dan beberapa saat kemudian suara seruing terdengar berbunyi lagi.

Dalam kegelapan saya terhenyak dengan rasa mual yang memenuhi rongga dada dan mulut, mencoba sebisanya untuk menahan muntah yang hampir keluar dan berfikir, bukan jalan saya untuk mendapatkan harta dengan cara itu…………….